Saudara-saudari yang terkasih……Pada tahun 2001, Zhang Da ditinggal pergi oleh Ibunya yang sudah tidak tahan hidup menderita karena miskin dan karena suami yang sakit keras. Dan sejak hari itu Zhang Da hidup dengan seorang Ayah yang tidak bisa bekerja, tidak bisa berjalan, dan sakit-sakitan. Kondisi ini memaksa seorang bocah ingusan untuk mengambil tanggungjawab yang sangat berat. Ia harus sekolah, ia harus mencari makan untuk Ayahnya dan juga dirinya sendiri, ia juga harus memikirkan obat-obat yang yang pasti tidak murah untuk ayahnya. Dalam kondisi yang seperti inilah kisah luar biasa Zhang Da dimulai. Ia masih terlalu kecil untuk menjalankan tanggung jawab yang pahit ini, tetapi Zhang Da tidak menyerah. Hidup harus terus berjalan, tapi tidak dengan melakukan kejahatan, melainkan memikul tanggungjawab untuk meneruskan kehidupannya dan Ayahnya. Ketika utusan pemerintah datang dan ingin tahu apa yang dikerjakannya. Dengan kepolosan seorang bocah, Zhang Da mulai cerita tentang lembaran kehidupannya. Dari rumah sampai sekolah harus berjalan kaki melewati hutan kecil. Dalam perjalanan dari dan ke sekolah, Ia mulai makan daun, biji-bijian dan buah-buahan yang ia temui. Setelah jam pulang sekolah ia bergabung dengan beberapa tukang batu untuk membelah batu-batu besar dan memperoleh upah. Upah hasil kerja sebagai tukang batu ia gunakan untuk membeli beras dan obat-obatan untuk Ayahnya. Semua pekerjaan ini menjadi tanggungjawabnya sehari-hari. Obat yang mahal dan tempat berobat yang jauh membuatnya berpikir untuk menemukan cara terbaik untuk mengatasi semua ini. Ia belajar dari seorang suster bagaimana memberikan injeksi/suntikan kepada pasiennya. Setelah ia rasa ia mampu, ia nekad untuk menyuntik Ayahnya sendiri.
Saat diwawancara di sebuah stasiun Televisi, dan mata para pejabat, pengusaha, para artis dan orang terkenal yang hadir dalam acara tersebut sedang tertuju kepada Zhang Da, Pembawa Acara bertanya kepadanya, "Zhang Da, sebut saja kamu mau apa, sekolah di mana, dan apa yang kamu rindukan untuk terjadi dalam hidupmu. Sebut saja, ada banyak pejabat, pengusaha yang hadir. Saat ini juga ada ratusan juta orang yang sedang melihat kamu melalui layar televisi, mereka bisa membantumu!" Beberapa menit Zhang Da masih diam, lalu dengan suara bergetar iapun menjawab, "AKU MAU IBU KEMBALI. Ibu kembalilah ke rumah, aku bisa membantu Ayah, aku bisa cari makan sendiri, Ibu Kembalilah!" demikian Zhang Da bicara dengan suara yang keras dan penuh harap”. Banyak pemirsa menitikkan air mata karena terharu, saya pun tidak menyangka akan apa yang keluar dari bibirnya. ia tidak minta kemudahan untuk pengobatan Ayahnya, ia tidak minta uang untuk meringankan hidupnya dan bekal untuk masa depannya, rumah pun tidak, juga ia tidak minta sebuah kartu kemudahan dari pemerintah. Sungguh saya tidak mengerti, tapi yang saya tahu apa yang dimintanya, itulah yang paling utama bagi dirinya. Aku Mau Ibu Kembali, sebuah ungkapan yang mungkin sudah dipendamnya sejak saat melihat ibunya pergi meninggalkan dia dan Ayahnya.
Saudara-saudari yang terkasih…..Kisah Zhang Da mengajarkan kita tentang kerajaan Allah yang dinyatakan Yesus melalui penginjil Matius 13:44-52. Yesus melukiskan Kerajaan Allah sebagai harta yang terpendam. Kerajaan atau harta itu bisa berbeda-beda bagi setiap orang, dan tersembunyi dalam banyak hal yang bertebaran di sekitar kita. Ia bisa berarti keluarga kita sendiri, orang-orang yang kita ajak ke gereja saat ini, mereka yang kita doakan tiap hari dengan sepenuh hati dan lain sebagainya. Dan Semua harta itu sudah ada di sana , menunggu untuk kita temukan, juga kita cari dengan penuh kesadaran. Maka, dalam arti tertentu, yang terpenting bukanlah harta itu sendiri, tetapi supaya kita mampu menemukannya! Yang penting bukan 'apa saja' yang akan kita minta, melainkan 'bagaimana' supaya selalu menemukan yang sangat berharga itu di mana-mana. Dan memang, kita takkan hanya sekali menemukannya, tapi berkali-kali, dan di berbagai tempat….semoga kita seperti Salomo dan Zhang Da dalam cerita diatas, berkat bimbingan Roh menemukan hal-hal yang sangat berharga dalam hidup, begitu mahal sehingga takkan bisa ditukar oleh uang!....
Saat diwawancara di sebuah stasiun Televisi, dan mata para pejabat, pengusaha, para artis dan orang terkenal yang hadir dalam acara tersebut sedang tertuju kepada Zhang Da, Pembawa Acara bertanya kepadanya, "Zhang Da, sebut saja kamu mau apa, sekolah di mana, dan apa yang kamu rindukan untuk terjadi dalam hidupmu. Sebut saja, ada banyak pejabat, pengusaha yang hadir. Saat ini juga ada ratusan juta orang yang sedang melihat kamu melalui layar televisi, mereka bisa membantumu!" Beberapa menit Zhang Da masih diam, lalu dengan suara bergetar iapun menjawab, "AKU MAU IBU KEMBALI. Ibu kembalilah ke rumah, aku bisa membantu Ayah, aku bisa cari makan sendiri, Ibu Kembalilah!" demikian Zhang Da bicara dengan suara yang keras dan penuh harap”. Banyak pemirsa menitikkan air mata karena terharu, saya pun tidak menyangka akan apa yang keluar dari bibirnya. ia tidak minta kemudahan untuk pengobatan Ayahnya, ia tidak minta uang untuk meringankan hidupnya dan bekal untuk masa depannya, rumah pun tidak, juga ia tidak minta sebuah kartu kemudahan dari pemerintah. Sungguh saya tidak mengerti, tapi yang saya tahu apa yang dimintanya, itulah yang paling utama bagi dirinya. Aku Mau Ibu Kembali, sebuah ungkapan yang mungkin sudah dipendamnya sejak saat melihat ibunya pergi meninggalkan dia dan Ayahnya.
Saudara-saudari yang terkasih…..Kisah Zhang Da mengajarkan kita tentang kerajaan Allah yang dinyatakan Yesus melalui penginjil Matius 13:44-52. Yesus melukiskan Kerajaan Allah sebagai harta yang terpendam. Kerajaan atau harta itu bisa berbeda-beda bagi setiap orang, dan tersembunyi dalam banyak hal yang bertebaran di sekitar kita. Ia bisa berarti keluarga kita sendiri, orang-orang yang kita ajak ke gereja saat ini, mereka yang kita doakan tiap hari dengan sepenuh hati dan lain sebagainya. Dan Semua harta itu sudah ada di sana , menunggu untuk kita temukan, juga kita cari dengan penuh kesadaran. Maka, dalam arti tertentu, yang terpenting bukanlah harta itu sendiri, tetapi supaya kita mampu menemukannya! Yang penting bukan 'apa saja' yang akan kita minta, melainkan 'bagaimana' supaya selalu menemukan yang sangat berharga itu di mana-mana. Dan memang, kita takkan hanya sekali menemukannya, tapi berkali-kali, dan di berbagai tempat….semoga kita seperti Salomo dan Zhang Da dalam cerita diatas, berkat bimbingan Roh menemukan hal-hal yang sangat berharga dalam hidup, begitu mahal sehingga takkan bisa ditukar oleh uang!....
No comments:
Post a Comment