Friday, November 6, 2009
John Newton (Bertemu Allah di tengah Badai Atlantik)
Tak banyak orang yng akrab dengan nama John Newton. Tapi hampir semua orang Kristen di seluruh dunia tahu akan karya-karyanya, yaitu lagu-lagu yang menjadi berkat bagi banyak orang. Dialah John Newton. Si penulis lagu Amazing Grace yang amat popular di telinga orang Kristen segala zaman. Sulit kita percayai jika awanya dia adalah seorang penghujat dan penjahat besar, reputasi dirinya jelak, hidupnya tidak senonoh dan juga ia suka pesta gila-gilaan. Namun profesinya sebagai buruh dan pelaut yang kafir dan kejam tidak membuat ia dibuang Tuhan.
Anugrah Di Tengah Badai
Bermula dari tahun 1736, saat John berumur 11 tahun, ia pertama kali menjadi pelaut, ia sangat kasar dan bejat moralnya. Sebagai pelaut, ia akrab dengan badai dan gelombang. Namun satu kali, Tuhan mengijinkan John tak berdaya menghadapi badai yang mengancam jiwanya. Ia sangat menguasai kondisi laut, hanya bisa pasrah menunggu maut menjemputnya. Kapal The Greyhound yang dinahkodainya dihajar badai di atlantik utara. Kain kapal itu koyak dan lambungnya bocor. Ia dan teman-temannya terus berupaya menjaga keseimbangan kapal, tapi sayang, kelelahan membuat mereka berhenti berusaha. Mereka hanya mampu menguras tenaga selama 11 hari. Dalam keletihan dan kepasrahan, John teringat akan ibunya yang senantiasa memberikan pelajaran Alkitab kepadanya. Secara otomatis, John teringat akan kekuasaan Allah yang dipercayai oleh ibunya dan ia mulai menyesali segala dosa-dosanya. Tuhan bekerja saat itu dengan menghentikan badai secara tiba-tiba dan mereka berhasil selamat memasuki pelabuhan Liverpool dengan kapal yang rusak berat. Sejak peristiwa menegangkan itu John makin serius memikirkan imannya, dan percaya bahwa keslamatannya terjadi di tengah laut itu merupakan “anugrah yang mengherankan” dari Allah. Itu sebabnya lagu Amazing Grace lahir dari pengalaman dan inspirasi nyata.
Menemukan Hidup Baru
Setelah bahaya berlalu dan awak kapal lain telah melupakan pertolongan Tuhan, John mengasingkan diri untuk mendalami injil yang pernah diajarkan ibunya. John mengambil keputusan untuk bertobat dan menyerahkan hidupnya kepada Kristus. Sekalipun ia masih melanjutkan profesi sebagai pelaut dan pedagang budak, upaya John untuk mengubah arah hidupnya semakin nyata, john ternyata sudah menemukan arah baru dalam hidupnya. Ia mulai manjadwalkan pendalaman Alkitab, doa dan membaca buku-buku Kristen. John pun berupaya untuk menjadi teladan bagi para pelaut yang dikomandaninya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment