Thursday, May 27, 2010

Pelajaran dari Kapal Titanic

Apa yang lebih berarti daripada kisah cinta dalam film Titanic, adalah bagaimana karakter yang berbeda-beda bereaksi di hadapan wajah kematian yang mendekat:

1. Perancang kapal tampak merasa bersalah, ia sedih dan menyesal, merenungkan kesalahan yang telah ia buat, dan membiarkan yang lain berlari ke perahu penyelamat.

2. Sang kapten tampak penuh dengan keterikatan, terjebak oleh reputasinya yang rusak dan mimpi indah pensiunnya yang hancur. Ia memegang topinya, tidak mencoba menyelamatkan diri, berdiam diri menunggu kematian. Terlalu angkuh?

3. Si orang jahat sungguh tak bermoral, mencoba
menyuap dan menipu untuk menyelamatkan diri sendiri.

4. Sang petugas tidak sanggup lagi menahan beratnya tekanan saat mencoba menertibkan keadaan.
Ia terpaksa menembak salah seorang penumpang yang tidak mau antri. Merasa menyesal dan tak berdaya, ia menembak dirinya sendiri!

5. Ada juga orang-orang yang langsung terjun ke laut berenang mengejar perahu penyelamat yang sudah bergerak.

6. Ada juga mereka yang berdoa dengan penuh semangat memohon pertolongan.

7. Orang biasa, saling berebut untuk dapat masuk ke dalam perahu penyelamat.

8. Terdapat juga mereka (seperti Jack dan Rose) yang tidak mau lepas satu sama yang lain, tapi tak peduli dengan sekitar! Betapa egoisnya cinta buta itu.

9. Dan tentu saja, ada sekelompok pemain musik yang membuat sejarah dengan terus memainkan musik sampai mati di tengah orang-orang yang panik.

Jadi pertanyaannya adalah: jika kita berada di dalam Titanic pada malam itu, anda akan bereaksi seperti apa? Anda anggap reaksi itu tepat? Apanya yang tepat? Titanic merupakan bencana besar yang nyata.
Ia merupakan satu-satunya kapal dalam sejarah yang diklaim tidak dapat tenggelam, namun ia karam dalam pelayarannya yang pertama. Apa hubungannya dengan kita?

Dari kisah nyata itu kita belajar bahwa dalam keadaan normal, setiap orang tampak baik, ramah, bersahabat, sulit untuk tahu siapa yang sebenarnya berkarakter baik atau buruk. Namun begitu krisis melanda. nah! Pada saat itulah, sifat asli setiap orang muncul! Ibarat banjir yang memunculkan semua
kotoran, demikian pula kesusahan dan kemalangan akan memunculkan dengan jelas siapa yang baik dan siapa yang kurang baik. Dalam keadaan krisis, karakter asli setiap orang akan tampak lebih nyata. Ini bisa kita amati dalam kehidupan sehari-hari, orang-orang di sekitar kita, termasuk diri kita sendiri.

Pelajaran penting lainnya adalah banyak di antara kita yang merasa dirinya Titanic: kita acapkali berlaku seolah kita tidak akan pernah mati. Kita merasa tidak dapat dikalahkan oleh Usia, Penyakit, dan Kematian, tak terkalahkan melawan Hukum Kesementaraan. Terselubungi oleh ilusi besar.
Kesementaraan tidak untuk dibicarakan tetapi untuk dihayati sampai ke sumsum tulang. Kematian yang mendekat merupakan motivasi paling kuat bagi kita untuk mencapai keadaan yang mengatasi kematian.
Tepat pada hari kita dilahirkan, kita semua adalah Titanic yang SEDANG tenggelam, mengawali perjalan menuju kematian. Masalahnya adalah kita tidak pernah tahu seberapa banyak bagian dari kapal kehidupan kita yang masih berada di atas air. Sudahkah kita rencanakan cara menyelamatkan diri? Bagaimana caranya kita akan keluar dari kapal itu? Ada sebuah pepatah kuno di India:

"Hal yang paling menakjubkan di dunia ini adalah kita semua hidup seolah-olah kita masih akan hidup besok pagi."

Pada suatu hari nanti, kita tidak akan hidup lagi dan bagian yang menakutkan adalah 'besok' itu bisa saja berarti betul-betul besok! Semoga kita dapat menghargai hidup ini dan sadar betapa pentingnya melampaui hidup dan mati, hari ini. Betul, sadarilah hal itu hari ini juga! Karena besok mungkin sudah
terlambat.

Iya, iya, kita sudah pernah mendengar nasihat semacam ini ribuan kali. Jadi, apakah yang ini akan menjadi satu nasihat lagi seperti yang sudah-sudah?
kita sendiri yang menentukan. Anda boleh mulai serius memikirkannya saat ini juga, atau besok...???

Memang Titanic adalah sebuah impian ..
impian yang sangat jauh kedepan .. dan terlalu awal untuk diwujudkan ..
Tetapi ada hal positif dimana generasi sekarang mengambil dan mendapatkan pelajaran yang berharga tentangnya ..
semua buah pemikiran yang jauh melampaui masanya memang selalu berbuntut bencana, baik untuk orang lain maupun sang pencipta maha karya itu sendiri.
Tapi memang itu diperlukan oleh manusia untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
Perancang titanic tidak menemukan kelemahan pada hitungan design kapalnya, tetapi kemampuan fabrikasi material logam tidak mampu mengimbanginya ..
Sekarang kapal induk USS Lincoln dan sejenisnya puluhan kali lebih besar dan lebih cepat dari Titanic dengan daya angkut yang lebih besar pula.

Ya ... kesalahan awal akan menciptakan kesempurnaan demi kesempurnaan, manusia akan selalu menempuh jalan itu dan hukum alamlah yang akan mengujinya.


No comments:

Post a Comment