Pada abad IV ada seorang theology terkenal yang bernama Augustinus. Hidup masa mudanya sangat berandalan. Minum minuman keras, wanita dan judi menjadi teman akrabnya.
Ibunya yang bernama monnica adalah seorang janda yang taat kepada Tuhan. Pada suatu kali ia mengunjungi pendeta dengan bermaksud memohon pertolongan agar pendeta dapat menasehati dan membimbing anaknya ke jalan yang benar. Pendeta mengangkat tangan dan berkata, “anakmu sungguh luar biasa kepintaran dan ilmunya. Saya tidak sanggup menasehatinya. Kata-kata saya selalu ditanggapi dengan alasan-alasan yang sukar untuk dibantah”.
Setelah mendengar pendeta itu, si ibu lebih merasa sedih memikirkan anaknya yang berandalan dan jahat itu. Tetapi pendeta menghibur dan berkata, “ meskipun manusia tidak dapat mengubahnya, tetapi Allah dapat mengubahnya. Sebab itu, hendaklah kita lebih banyak menyerahkan dia kepada Tuhan melalui doa-doa”.
Sejak itu ibu Monnica dengan tekun dan airmata menyerahkan anaknya dalam doa-doanya. Firman Tuhan mengatakan, “doa orang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya”.(yakobus 5:16b). doa dan air mata ibu Monnica sebagai ibu yang mengasihi anaknya, tidak menjadi sia-sia.
Tahun 372 sesudah Kristus, dalam usia 31 tahun pemuda Augustinus mulai jenuh akan kehidupan yang tidak senonoh denga wanita, minuman keras, judi dan lain-lain. Ia merasa hidupnya tidak tenang. Ia seperti kehilangan arah, arti dan tujuan hidupnya. Didalam keadaan bimbang, sedih dan putus asa, ia berjalan-jalan kesebuah taman. Tiba-tiba ia mendengar anak-anak yang bermain dan bernyanyi berteriak-teriak mengatakan, “ambilah, bacalah”.
Kata-kata ini berulang-ulang diucapkan anak-anak tersebut. Augustinus merasa tergugah dan masuk kamar dan membuka Alkitab yang selama ini di anggap sebagai buku yang mengandung pemikiran filsafat tinggi.
Secara kebetulan ia membuka surat Paulus kepada orang roma yang berbunyi, “hari udah jau malam, telah hampir siang. Sebab itu marilah kita menanggalkan perbuatan-perbuatan kegelapan dan mengenakan perlengkapan senjata terang! Marilah kita hidup dengan sopan, seperti pada siang hari, jangan dalam pesta pora dan kemabukan, jangan dalam percabulan dan hawa nafsu, jangan dalam perselisihan dan iri hati” (roma 13:12-13).
Firman Tuhan ini, seperti khusus di tujukkan kepadanya. Ia mulai sadar akan kehidupannya selama ini yang tidak benar. Kesadaran ini yang membawanya kepada pertobatan yang sungguh.
Setelah pengalaman yang unik itu, pemuda yang bernama Augustinus berubah sama sekali. Ia mulai menekuni kehidupan yang suci dan membaca Alkitab. Kemudian hari, Augustinus menjadi terkenal di kalangan theolog-theolog Kristen. Ia disebut pula sebagai bapak gereja. Pandangan theologinya sangat berpengaruh sampai pada saat ini.
Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam injil, karena injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya…. (roma 1:16).
sumber: ilustrasi kebenaran Alkitab 1 (pdt.Dr. Paulus daun, (D.Th.)
No comments:
Post a Comment