Saturday, May 1, 2010

Kidung Jemaat (KJ) No.161-170

KJ. 161 SEGALA KEMULIAAN
Segala kemuliaan bagiMu, Penebus!
Pun suara anak-anak memuji Dikau t’rus.
“Hosana, Raja kami! Hosana, Anak Daud!
Utusan Tuhan Allah, mubarakah Engkau!”

Segala kemuliaan bagiMu, Penebus!
Pun suara anak-anak memuji Dikau t’rus.
Malaikat dalam sorga memuji namaMu;
Segala yang tercipta menyambut kuasaMu.

Segala kemuliaan bagiMu, Penebus!
Pun suara anak-anak memuji Dikau t’rus.
Kaum Israel dahulu menghias jalanMu;
Pun kami mengelukan namaMu yang kudus.

Segala kemuliaan bagiMu, Penebus!
Pun suara anak-anak memuji Dikau t’rus.
Seb’lum Engkau sengsara, puian bergema;
Sekarang kami puji Kau dalam t’rang baka.

Segala kemuliaan bagiMu, Penebus!
Pun suara anak-anak memuji Dikau t’rus.
Dahulu dan sekarang Engkau terpujilah,
Ya Raja Mahamurah, Pemb’ri anugerah.

KJ. 162 HOSIANA! PUTRA DAUD
Hosiana! Putra Daud memasuki kota Sion.
Siap-siaplah engkau, atur takhta bagi Dia!
Ranting palma taburlah, buka jalan bagiNya!

Hosiana! Marilah kami sonsong Kau yang datang.
Hati kami siaplah untuk kami persembahkan
Dan umatMu berseru: “S’lamat datang padaMu!”

Hosiana! Datanglah! Raja dan Pahlawan damai;
karyaMu seluruhnya itu kemenangan kami.
Oleh kuasa tanganMu KerajaanMu teguh.

Hosiana! Lihatlah kami umat yang Kaupilih.
KepadaMu sajalah kami menyerahkan diri,
Tunduk, patuh dan teguh melakukan p’rintahMu.

Hosiana! Tolonglah kami tanpa pamrih
kepadaMu berserah beribadah yang sejati.
Yan tak patut dan teguh, ia bukan muridMu.

Hosiana bergema, terdengar dimana-mana.
Putra Daud, penuh berkat, jangan Kau di luar sana.
Hosiana, masuklah! Tinggal t’rus! Haleluya!

KJ. 163 DAMAI SEJAHTERA KUTINGGALKAN BAGIMU
“Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu,
damai sentosaKu Kuberi kepadamu!
Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu,
damai sentosaKu Kuberi kepadamu!”
Janganlah hatimu gemetar dan gelisah;
Tuhan kasihilah dan percayalah Dia!
Ia telah pergi, Ia datang kembali.
Ingat amanatnya, berpegang pada janji:

DisediakanNya dalam rumah BapaNya
bagi sahabatNya tempat tinggal s’lamanya.
Sambil menanti Dia, kuatkanlah hati.
Ingat amanatNya, berpegang pada janji:

Kamu, jemaatNya, tahu jalan ke situ:
Dialah Jalan dan Kebenaran dan Hidup!
Lakukanlah sabdaNya seraya menanti.
Ingat amanatNya, berpegang pada janji:

Kamu pun bukanlah bagai yatim piatu:
Roh Mahasucilah yang menghiburkan kamu!
Sampai TuhanMu datang amalkanlah kasih.
Ingat amanatNya, berpegang pada janji:

KJ. 164 DI LARUT MALAM YANG GELAP
Di larut malam yang gelap San Jurus’lamat yang resah,
sendiri di kebun senyap berdoa pada BapaNya.

Di larut malam yang senyap Almasih sangat takutlah,
sedang muridNya terdekat tak tahu prihatin GuruNya.

Di larut malam kemelut Penanggung dosa dunia
penuh sengsara bertelut, bergumul dalam doaNya.

Di larut malam yang ngeri malaikat Bapa datanglah,
diutus untuk memberi kekuatan yang dipintaNya.

KJ. 165 JURUS’LAMAT DUNIA
Jurus’lamat dunia, walau tak bersalah,
bagai maling disergap pada waktu malam
dan dihina, dicela didepan mahkamah,
diludahi, dicerca oleh kaum ulama.

Waktu fajar merekah,Yesus pun dibawa
ke Pilatus, dan seg’ra tak terbuki salah.
Ke Herodes yang kejam Yesus pun diseret;
Raja dan pengawalnya tak segan mengejek.

Jam sembilan paginya, balik ke Pilatus,
Tuhan kita disesah oleh kaum serdadu;
Jubah ungu diberi dan mahkota duri;
Olokannya: “Hai tabik, Raja kaum Yahudi!”

Palang dihelakanNya pada tengah hari
dan di bukit Golgota Ia pun disalib,
menderita tiga jam; ada yang menghujat.
Matahari pun kelam dan menutup muka.

Pukul tiga yang sepi, Yesus, hampir mati,
berseru: “Eli, Eli, lamma sabakhtani?”
Lalu putus nyawaNya dan di Bait Suci
Tabir koyak terbelah; ada gempa bumi.

Waktu menjelang senja, yang kena hukuman
dipatahkan tulangnya agar diturunkan.
Yesus tak demikian, kar’na sudah mati:
Nampak dari lukaNya darah campur air.

Surya hampir terbenam waktu datang Yusuf
yang termasuk muridNya, minta mayat Yesus;
tubuh diturunkannya, dikapankan lenan
dan di kubur miliknya Yesus dibaringkan.

Tuhan Yesus, tolonglah kami mendalami
aniaya dan cela yang Engkau alami,
agar kami olehMu meninggalkan dosa
kepadaMu bersyukur, jiwa pun sentosa.

KJ. 166 TERSALIB DAN SENGSARA
Tersalib dan sengsara Kau, Yesus, Tuhanku,
terkulai menderita akibat salahku; dengan hati yang pilu,
sedih tak terperi kulihat siksaanMu yang dashyat dan keji.

Alam berdukacita dan langit menggelap saksikan Putra Allah
membuat Firman g’nap; ditanggung s’gala siksa
yang sakit dan pedih demi tebusan dosa manusia di bumi.

Tertumpah darah Yesus di bukit Kalvari;
dipikul dengan tulus durhaka insani.
Bertobatlah, manusia, memohon ampunNya,
Supaya di sucukan di dalam darahNya!

KJ. 167 YESUS, TUHANKU, APAKAH DOSAMU
Yesus, Tuhanku, apakah dosaMu, hingga hukuman bagiMu berlaku?
Durhaka apa sudah dituduhkan padaMu Tuhan?

Kau didera, dihina kaum prajurit, Kau dicerca, dib’ri mahkota duri
dan minumnMu pada kayu salib anggur yang pahit.

Apa sebabnya Kauterima siksa? Tak lain kar’na dosa manusia:
aku sendiri dan kesalahanku jadi bebanMu!

Siapa menduga jalan hukum ini: bahwa Gembala mengurbankan diri,
jadi tebusan domba yang bersalah terhadap Allah.

Kau harus mati walau tak berdosa, orang bersalah hidup dan sentosa.
Bebaskanlah kami yang t’lah mengaminkan Kau disalibkan.

Kasih sempurna, rahmat tak terhimgga, Kau menjalani siksa maut hina.
Aku terbawa dunia sukacita, kau menderita!

Raja abadi, apa kulakukan, agar kasihMu dapat kumasyhurkan?
Apa yang layak aku persembahkan jadi imbalan?

Tiada yang sanggup untuk mengimbangi rahmat kasihMu suci dan ilahi.
Baik berusaha maupun beribadah, takkan setara!

Namun yang tinggal berkenan padaMu hanyalah bila kusalibkan nafsu;
hati yang hancur yang hendak bertobat tidak Kautolak.

.Kar’na ‘ku tahu aku tak berkuasa dan agar jangan aku putus asa,
b’ri Roh KudusMu memerintah aku ikut jejakMu!

Jadikan daku taat dan setia demi namaMu yang mahamulia,
agar kupikul salibMu ke muka tanpa berduka.

Walau karyaku tak bersifat jasa, namun, ya Tuhan , Kau senantiasa
mau menerima persembahan hati dan Kauberkati.

Ya Tuhan Yesus yang di takhta Allah, Kau yang terpuji umtuk selamanya;
aku pun ikut memberi selalu syukur padaMu!

KJ. 168a HAI DUNIA, LIHAT TUHAN
Hai dunia, lihat Tuhan, Sang Surya kehidupan,
tergantung di salib. Sang Raja Kemuliaan menanggung
penghinaan, sengsara siksa yang keji.

KJ. 168b HAI DUNIA, LIHAT TUHAN
Hai dunia, lihat Tuhan, Sang Surya kehidupan,
tergantung di salib. Sang Raja Kemuliaan menanggung
penghinaan, sengsara siksa yang keji.

KJ. 168c HAI DUNIA, LIHAT TUHAN
Hai dunia, lihat Tuhan, Sang Surya kehidupan,
tergantung di salib. Sang Raja Kemuliaan menanggung
penghinaan, sengsara siksa yang keji.

O lihatlah betapa penuh keringat darah seluruh tubuhNya.
HatiNya yang mulia, dirundung dukacita,
Terungakap dalam berkesah.

Siapa menyebabkan hukuman dan siksaaan terhadap diriMu?
Kau bukanlah pedosa; Kau suci tak bernoda.
Mengapa salib Kautempuh?

Kesalahanku jua dan dosaku semua sebanyak pasir laut,
yang menyebabkan duka, sengsaraMu dan luka
dan sisa yang membawa maut.

Akulah yang celaka. ‘Ku patut ke neraka akibat dosaku.
‘Ku patut menderita segala dukacita, perih dan sakit bilurMu.

Kauangkat ke pundakMu segala tanggunganku yang menekan berat.
Sedang Engkau dikutuk, ‘ku bebas dan terluput.
SalibMu itulah berkat.

Dengan menyangkal diri ‘ku ingin mengiringi Engkau, ya Tuhanku,
di dalam sukacita, pun dalam menderita tetap setia padaMu.

KJ. 169 MEMANDANG SALIB RAJAKU
Memandang salib Rajaku yang mati untuk dunia,
kurasa hancur congkakku dan harta hilang harganya.

Tak boleh aku bermegah selain di dalam salibMu;
kubuang nikmat dunia demi darahMu yang kudus.

Berpadu kasih dan sedih mengalir dari lukaMu;
mahkota duri yang pedih menjadi keagunganMu.

Melihat darah lukaNya membalut tubuh Tuhanku,
‘ku mati bagi dunia dan dunia mati bagiku.

Andaikan jagad milikku dan kuserahkan padaNya,
tak cukup bagi Tuhanku diriku yang dimintaNya.

KJ. 170 KEPALA YANG BERDARAH
Kepala yang berdarah, tertunduk dan sedih,
penuh dengan sengsara dan luka yang pedih,
meski mahkota duri menghina harkatMu,
Kau patut kukagumi: terima hormatku.

O wajah yang mulia, yang patut di sembah
dan layak menerima pujian dunia, sekarang diludahi,
dihina, dicerca, disksa, dilukai yang salah siapakah?

Ya Tuhan, yang Kautanggung yaitu salahku;
dosaku t’lah Kaugantung dikayu salibMu.
O, kasihani daku yang harus dicela;
Ampunilah hambaMu, beri anugerah!

Gembala yang setia terima dombaMu!
Kau Sumber bahagia Penuntun hidupku.
SabdaMu t’lah membuka karunia tak terp’ri
Dan nikmat dari sorga padaku Kauberi.

Syukur sebulat hati kub’rikan padaMu,
ya Yesus yang t’lah mati demi selamatku.
Hendaklah ‘ku terhibur dengan tuntunanMu:
PadaMu ‘kuberlindung di akhir hayatku.

Di saat aku mati, Kau tinggalah serta;
di pintu maut nanti, ya Tuhan, datanglah!
Di kala kecemasan menghimpit hatiku,
Berilah kekuatan berkat sengsaraMu.

Engkaulah perlindungan di saat ajalku;
salibMulah, ya Tuhan, penghibur anakMu
dan wajahMu kupandang!

No comments:

Post a Comment