Saturday, May 1, 2010

Kidung Jemaat (KJ) No.171-180

KJ. 171 PATAKA RAJA MAJULAH
Pataka Raja majulah, Salib menjulang cemerlang:
tergantung Khalik semesta di dalam rupa mahlukNya.

Di salib itu lihatlah terpaku Kurban mulia;
tanganNya direntangkanNya demi berkat anugerah.

Ditikam tombak yang kejam, mengucur dari lambungNya
campuran air-darahNya membasuh dosa manusia.

Nubuat Mazmur Daud genap: “Hai bangsa-bangsa dunia,
akui Tuhan Rajamu; sebatang kayu takhtaNya.”

O pohon elok dan megah, berhias merah mulia,
terpilih agar dahanmu, menjamah tubuh Rajaku.

Ditimbang pada cabangmu Tebusan bagi dunia:
tawanan maut bebaslah, terangkat di neracamu.

Harumlah damar kayumu, aroma madu kalahlah;
penuh berkatlah Buahmu, o pohon hayat yang megah!

Salam, mezbah dan Kurbannya, sebab sengsara mulia:
Yang Hidup memasuki maut; terbitlah hidup abadi.

O salib, kau harapanku di waktu ‘ku memanggulmu:
limpahkanlah karunia dan dosaku tutuplah.

Tritunggal Allah, t’rimalah syukur seluruh mahlukMu!
Yang Kaus’lamatkan pimpinlah kekal selama-lamanya.


KJ. 172 LIHAT BUNDA YANG BERDUKA
Lihat bunda yang berduka di depan salib Sang Put’ra;
air mata bergenang. O betapa jiwa ibu tersedu menanggung pilu,
bagai ditembus pedang.

Bunda Put’ra Tunggal Allah disebut “yang berbahagia”
kini sangat bersedih. Hatinya dirundung duka,
kar’na Put’ra yang termulia bersengsara di salib.

O siapa tidak pilu menyaksikan bunda Kristus menangisi
Put’ranya? Dan siapa tak tergugah menyelami duka bunda
Dalam siksa Anaknya?

Dilihatnya Yesus, Put’ra, yang tersiksa dan terluka
kar’na dosa umatNya dan bergumul sendirian
menghadapi kematian menyerahkan nyawaNya.

Wahai bunda, sumber kasih, biar turut kuhayati
dukamu yang mencekam; biar hatiku bernyala mengasihi
Put’ra Allahdan padaNya berkenan.

Biarlah sengsara aib dari Dia yang tersalib tersemat di hatiku;
yang ditanggungNya bagiku kudekap bersamamu.

Biar aku disampingmu pilu kar’na wafat Kristus
di sepanjang hidupku; inilah keinginanku:
di dekat salib Put’ramu besertamu tersedu.

O perawan yang terpilih, perkenankan aku ini
ikut dikau bersedih; biar kematian Tuhan
dan darahNya yang tercurah kukenangkan tak henti.

Biar aku pun terluka, menghayati salib Tuhan,
digerakkan kasihNya. Hatiku engkau kobarkan;
biar aku dibebaskan dalam penghakimanNya.

Biarlah salib Tuhanku jadi benteng naunganku dan kurasa rahmatNya.
Bila nanti aku mati, biar aku mewarisi kemuliaan yang baka.


KJ. 173 SIAPA TERGANTUNG DI SALIB DI SANA
Siapa tergantung di salib di sana, tertimpa siksaan dan bencana,
penuh dengan luka , dirundung hukuman? Apakah yang sudah
dituduhkan?

Di salib di sana, menanggung sengsara, tergantunglah Anakdomba Allah.
Tiada salahNya selain megasihi, dan itu di tolak dunia ini.

Jikalau kasihNya semournya sejati, mengapakah Ia harus mati?
Mengapakah Ia menyangkal diriNya sehingga dipandang hina dina?

UpahNya yaitu pahala sentosa yang datang dengan tebusan dosa.
Curahan darahNya menutup semua; o lihat nestapa dan bilurNya!

Ya Yesus, ya Tuhan yang maharahmani, kasihMu tak dapat diimbangi!
Di sorga, di bumi, terima kiranya pujian dan hormat selamanya!


KJ. 174a ‘KU HERAN JURUS’LAMATKU
‘Ku heran , Jurus’lamatku bagiku tersalib?
Tertumpah darah Rajaku bagiku yang keji?

Menanggung kejahatanku tersiksa Almasih?
Betapa agung rahmatNya, kasihNya tak terp’ri!

Tak heran surya jadi g’lap menutup mukanya,
ketika mati Khaliknya demi manusia.

Pun aku tutup wajahku menghadap salibNya;
tercucur air mataku bersyukur padaNya.

Tak dapat air mataku membalas kasihNya.
Seluruh jiwa ragaku ya Tuhan, t’rimalah.


KJ. 174b ‘KU HERAN JURUS’LAMATKU
‘Ku heran , Jurus’lamatku bagiku tersalib?
Tertumpah darah Rajaku bagiku yang keji?
Pada kayu salib ‘ku melihat terang dan beban hidupku
Hilang lenyap; mataku celik karena iman dan aku bahagia tetap.

KJ. 175 PENEBUSKU DISALIB
Penebusku disalib dalam nista dan sengsara.
Putra Allah, hilangkah kuasaMu dan kemuliaanMu?

Penebusku disalib menghapuskan hukumanku,
agar aku diberi anugerah, hidup oleh matiNya.

Penebusku disalib. Biar aku pun setia bagi Dia!
Oleh kematianNya aku dibangkitkanNya.

Penebusku disalib. Apa pantas ‘ku mengaduh
disusahku? Dibandingkan salibNya, pikulankau ringanlah.

Penebusku disalib. Hidup-matiku, ya Tuhan,
kuserahkan: dalam suka-dukaku ‘ku tetap bersamaMu!


KJ. 176 DI LUAR TEMBOK NEGERI
Di luar tembok negeri, di bukit Golgota,
tergantung Yesus disalib demi manusia.
Betapa agung kasihNya! ‘Ku patut menyembah.
Dengan percaya dan teguh ‘ku ikut jalanNya.

Betapa nista dan pedih sengsara Tuhanku,
Namun ‘ku yakin, matiNya demi selamatku.
Betapa agung kasihNya! ‘Ku patut menyembah.
Dengan percaya dan teguh ‘ku ikut jalanNya.

Percikan darah mulia menghapus dosaku,
sehingga rumah BapaNya terbuka bagiku.
Betapa agung kasihNya! ‘Ku patut menyembah.
Dengan percaya dan teguh ‘ku ikut jalanNya.

Hanyalah Yesus Penebus, tiada gantiNya,
yang dapat menghantarkanku ke sorga yang baka.
Betapa agung kasihNya! ‘Ku patut menyembah.
Dengan percaya dan teguh ‘ku ikut jalanNya.


KJ. 177 GOLGOTA, TEMPAT TUHANKU DISALIB
Golgota, tempat Tuhanku disalib dan dicela,
agar dunia damai pula dengan Allah, Khaliknya.
Dari sanalah mengalir sungai kasih kurnia
Bagi orang berdosa, yang memandang Golgota.

O samud’ra kasih Allah: bagi isis dunia
diberiNya Putra Tunggal, agar kita s’lamatlah!
Yesus, Jalan, Kebenaran, Sumber Hidup yang baka,
t’lah berkurban bagi kita pada salib Golgota.

Mari kita muliakan cinta kasih Penebus:
dosa kita Dia hapus dengan darah yang kudus.
Ia taat sampai mati pada salib Golgota.
Kita hidup oleh Dia: Puji Tuhan s’lamanya!


KJ. 178 KAR’NA KASIHNYA PADAKU
Kar’na kasihNya padaku Yesus datang ke dunia;
Ia t’lah memb’ri hidupNya gantiku yang bercela.
O, betapa mulia dan ajaib kuasaNya!
Kasih Jurus’lamat dunia menebus manusia.

Dengan sabar dan hikmatNya Yesus pimpin hidupku;
Firman dan kebenaranNya itulah peganganku.
O, betapa mulia dan ajaib kuasaNya!
Kasih Jurus’lamat dunia menebus manusia.

KJ. 179 YESUS, KAU KEHIDUPANKU
Yesus, Kau kehidupanku, Kau penumpas mautku;
pada salib Kau dipaku sampai mati gantiku;
agar aku mendapati jidup baru yang abadi.
Syukur hati tak henti kepdaMu kuberi.

Yesus, Kau telah memikul fitnah, siksa terbesar;
Kau ditambat dan dipukul, walau hidupMu benar,
Agar aku tak binasa, s’lamat dari rantai dosa.
Syukur hati tak henti kepadaMu kuberi.

Tinggi hatiku t’lah pupus oleh kelembutanMu;
oleh matiMu Kauhapus rasa pahit matiku.
Oleh nista yang Kautanggung ‘ku yang hina jadi agung.
Sykur hati tak henti kepadaMu kuberi.

T’rima kasih, Jurus’lamat, atas pengorbananMu:
atas sakitMu yang sangat, atas pahit matiMu.
Atas luka, atas bilur, atas salib yang Kaupikul
Syukur hati tak henti kepadaMu kuberi.


KJ. 180 LIHATLAH KAYU SALIB
Lihatlah kayu salib,
tempat Yesus yang tergantung menebus dunia.

Lihatlah kayu salib,
tempat Yesus melaksanakan perintah Bapa.

Lihatlah kayu salib,
tempat Sumber kes’lamatan bagi bangsa-bangsa.

Lihatlah kayu salib,
tempat Yesus yang tergantung mengampuni dosa.

Lihatlah kayu salib,
tempat Yesus menyerahkan hidup bagi kita.

Lihatlah kayu salib,
tanda cinta Putra Allah bagi manusia.

Lihatlah kayu salib,
tanda cinta Allah Bapa bagi ciptaanNya.

Lihatlah kayu salib
yang menjadi tanda cinta dalam hidup kita.

No comments:

Post a Comment