Di sebuah kota ada seorang wanita remaja yang sangat cantik rupanya. Teman-temannya disekolah menyebutkan sebagai bunga mawar sekolah. Ia bangga akan keadaan dirinya, tetapi satu hal yang selalu merisaukan hatinya, yaitu; ia mempunyai ibu yang berwajah sangat buruk.
Ia sangat malu mempunyai ibu yang demikian. Ia tidak mau berjalan bersama ibunya dan tidak mau mengakui bahwa ia mempunyai ibu yang buruk rupa. Di hadapan teman sekolahnya, ia mengatakan ibunya sebagai pembantu rumahnya.
Melihat perbuatan anaknya, si ibu merasa amat sedih, tetapi ia merasa amat sedih, tetapi ia menahan sabar, air mata kesedihan sering ia alirkan ke dalam, karena ia sangat mengasihi anaknya.
Pada suatu hari, si ibu menderita sakit berat dan ia merasa hidupnya sudah tidak lama lagi di dunia yang penuh dengan penderitaan ini. Ia memanggil anaknya dan berkata: anakku, ada satu rahasia yang perlu ibu beritahukan. Apakah engkau mengetahui, mengapa wajah ibu menjadi demikian buruknya? Si anak menjadi tertarik mendengar perkataan ini. Dalam hati kecilnya ia berkata, oh ya, mengapa wajah ibu bisa demikian buruknya?
Si ibu melanjutkan perkataannya, dahulu wajah ibu sama seperti engkau cantikya. Pada waktu engkau masih bayi, ayahmu karena sakit telah meninggal dunia. Untuk mencukupi biaya rumah tangga, ibu terpaksa bekerja dan meninggalkan engkau di rumah, dengan dijaga oleh seorang pembantu. Tapi siapa sangka, malapetaka datang. Ditempat bekerja, ibu mendengar bahwa rumah kita terbakar, ibu cepat-cepat meninggalkan pekerjaan dan pulang. Sesampai dirumah, ibu melihat api berkobar-kobar demikian hebatnya. Pembantu yang menjagamu dengan menangis mengatakan bahwa engkau masih berada di dalam rumah.
Setelah ibu mengetahui bahwa engkau masih berada di dalam rumah, tanpa pikir panjang ibu menerjang lautan api untuk menyelamatkan engkau. Dengan susah payah, akhirnya ibu berhasil menyelamatkan engkau, tetapi wajah ibu menjadi rusak karena terbakar.
Setelah mendengar rahasia ibu, tanpa terasa air mata anaknya terjatuh dari kedua kelopak matanya. Dengan terisak-isak ia mengatakan, ibu, maafkan aku! Mulai sekarang, meskipun wajah ibu buruk tapi dimataku, engkau cantik dan agung.
Bukan karena kasihNya, Yesus Kristus mengorbankan nyawaNya untuk menyelamatkan umat manusia? Tetapi bagaimana sikap kita manusia terhadapNya? Bukankah sikap manusia sama seperti ahli taurat, orang Farisi menolak, mengejek, menghina, dan menertawakanNya? Tetapi Tuhan Yesus tetap sabar, dengan penuh kasih Ia mengatakan:
Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetuk; jikalau ada orang yang mendengar suaraKu dan membukakan pintu, aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku. (wahyu 3:20).
sumber: ilustrasi kebenaran Alkitab 1 (pdt.Dr. Paulus daun, (D.Th.)
sumber: ilustrasi kebenaran Alkitab 1 (pdt.Dr. Paulus daun, (D.Th.)
No comments:
Post a Comment