kalau berkunjung ke sebuah penjara dan melihat orang dari Texas yang tinggi besar itu sedang berbicara disana, mungkin kita berbipikir ia menjadi salah satu dari orang-orang yang sedang dipenjara, kecuali pakaiannya berbeda. tetapi orang-orang penjara itu senang mendengar kesaksian tentang Kristus yang di sampaikan oleh orang Texas itu.
muka orang yang berdiri dan berbicara itu sangat keras dan kuat. ditelapak tangannya masih tampak ada bekas-bekas kulitnya yang menebal karena bekerja keras, jarinya yang sudah dioperasi itu menyatakan dulu ia sering berkelahi, sungguh orang itu masih membawa bekas-bekas kehidupan yang keras, yang penuh dengan perjuangan dan kepahitan, karena ia memang bekas gembala ternak atau koboi yangsuka kehidupan di alam luar dan nyanyian-nyanyian koboinya, itulah Stuart Hamblen.
Tetapi ia bersaksi dipenjara bukan untuk menceritakan kehidupannya yang kasar penuh perkelahian dan perjuangan. Ia pergi beribu-ribu kilometer dari tempat tinggalnya untuk menceritakan apa yang sudah mengubah hidupnya 20 tahun yang lalu.
“Ada satu perkara yang saya minta saudara-saudara ingat” katanya kepada orang-orang yang ada di penjara itu. Saya mengerti perasaan saudara-saudara, sebab saya juga pernah berada di belakang sangkar besi. Tetapi segala kekerasan dulu-dulu itu membawa pelajaran. Dan yang lebih penting Kristus menolong saya.
Mereka menyanyikan nyanyian-nyanyian yang sudah dikarang oleh pembicara itu sendiri. Dan di antara lagu-lagu yang dinyanyikan oleh orang-orang di penjara itu adalah “Tak Tersembunyi Kuasa Allah” adalah yang paling terkenal.
Memang sejak kecil Stuart Hamblen senang dengan musik. Akan tetapi yang seorang peternak yang terkenal ingin supaya anak laki-lakinya juga menjadi peternak. “musik itu untuk wanita” Kata ayahnya.
Kemudian Stuart di kirim kesebuah daerah peternakan yang sangat besar ketika ia berumur duabelas tahun. Tetapi ia tetap suka musik.. dan suka nakal. Ia makin senang bekerja di antara koboi-koboi mudalainya. Ia mulai belajar nyanyian-nyanyian mereka, ia belajar memetik gitar seperti gembala-gembala ternak lainnya, ia pun belajar ulet dan kasar seperti “guru-gurunya” itu.
Pada hari ketika ketika ia masih berumur belasan tahun , Stuart muncul disebuah perusahan piringan hitam, sebagai anak daerah peternakan yang tegap, tinggi dan kasar, ia masuk ke dalam ruang tamu, di ikuti dengan anjingnya yang besar, ia meminta diperbolehkan menyanyi untuk rekaman.
Ia disuruh “kembali lagi hari selasa”
“saya tunggu saja” katanya, dan bersama anjingnya yang dulu
No comments:
Post a Comment