Saturday, October 17, 2009

Tanganku kuserahkan

Di rumah sakit sebuah perguruan tinggi kristen bagian kedokteran di Vellore di negeri India. tahun 1958, ada tamu agung di situ, yaitu seorang dokter ahli bedah plastik berkebangsaan Amerika. ia sedang memperhatikan sebuah operasi yang luar biasa oleh seorang ahli bedah yang lain, yang masih muda sekali.

"tuan dokter harus melihat cara Dr mary membedah," begitulah orang-orang sudah berkata kepada tamu asing itu. "dia buka hanya ahli bedah yang cakap; tetapi juga seniman!".

pada waktu Dokter Amerika itu memasuki kamar bedah, ia melihat Dr wanita yang masih muda itu, sambil duduk di kursi, melakukan pembedahan pada tangan seorang pasien yang sangat rusak akibat penyakit kusta. dan ahli bedah itu memang cakap, cakap betul.

Pada saat pembedahan selesai, Dr tamu itu tersenyum kepada Dr.Mary. katanya, "saya sudah banyak mendengar tentang anda, dokter. saya telah mendengar bahwa Dr.Ida, yang memulai rumah sakit ini, sangat terkenal karena keahliaannya, dalam bidang pembedahan dan caranya yang luar biasa bila menangani jaringan jaringan halus pada tubuh manusia. tentunya sama dengan Dr.Ida!"

bersinarlah mata dokter wanita itu, senyumannya bercahaya. "Sungguh suatu kehormatan tertinggi yang Tuhan berikan kepada seorang wanita lulusan seorang kedokteran Vellore, yaitu menyatakan ia sama seperti Dr.ida," jawab ahli bedah orang india itu.

kemudian dokter Amerika itu bangkit dan menunggu Dr.Mary berjalan untuk bersama-sama keluar dari kamar bedah. akan tetapi, tiba-tiba tampillah seorang pembantu. ia memegang pegangan kursi Dr.Mary, lalu mendorong kursi roda itu keluar.

baru pada saat itulah tamu itu mengetahui bahwa wanita yang melakukan pembedahan yang gemilang itu, tidak dapat berjalan. Ya, betul! ia lumpuh dari batas pinggang ke bawah dokter baru itu mengetahui pula bahwa wanita muda itu mempunyai riwayat yang mengagumkan. kisahnya mulai beberapa tahun lau, ketika ia pertama kali datang ke Vellore. waktu dia seorang mahasiswa kedokteran yang rajin dan penuh semangat, tapi bukan orang kristen pada hari hari pertama, mary mendapati bahwa nama "Dr.Ida" sudah menjadi buah bibir setiap orang di sekolah kedokteran itu. "Dr.Ida merencanakan begini." "Dr.Ida suruh ini, suruh itu. . . . " demikianlah ucapan-ucapan yang di dengarnya setiap saat.

lambat laun ia mulai merasa jemu mendengar nama Dr.Ida di sebut sebut akan tetapi, tidak lama kemudian ia mulai memahami perasaan para mahasiswa terhadap dokter utusan injil yang sudah setengah abad tinggal di India itu.
ketika di udang olah seorang teman untuk bersama-sama menghadiri kebaktian sore, Mary merasa segan. "apakah aku harus datang?" ia bertanya.
"tidak di haruskan," sahut temannya. "tapi aku pikir kamu akan senang mengenal Dr.Ida. dialah yang akan berceramah sore ini untuk mahasiswa-mahasiswa yang baru."
maka Mary ikut pergi jua. tak lama kemudian tampak mary sedang duduk di atas tikar, bersama-sama pemudi-pemudi lainnya, seraya memandangi wanita tua yang baru saja masuk.
jadi kalian ingin menjadi dokter, "kata wanita itu. senyumannya ramah; matanya biru; sikapnya seperti seorang yang penuh keyakinan."
"perkenankan saya menuturkan kepada kalian apa yang menyebabkan saya memutuskan untuk menjadi Dokter serta meninggalkan negara leluhur saya dan tinggal di India." kemudian dikisahkannya sebuah cerita yang mengharukan; judulnya ialah "tiga kali ketukan di tengah malam." dijelaskannya bahwa ia tidak berdaya menolong tiga orang wanita India yang meninggal pada malam itu juga. "saya tidak dapat tidur malam itu." demiian ia mengakhiri ceramahnya. "karena saat itulah untuk pertama kalinya saya sungguh-sungguh berhadapan dengan Tuhan Allah. saya tahu bahwa dia ingin aga saya mengapdikan hidup saya di negeri ini."
Mary sangat tertarik kepada dokter ua itu. tapi mary pun masih belum mengerti mengapa Dr.Ida mau malayani dengan penuh pengorbanan. bila aku tau rahasia imannya, pikir wanita muda itu, mungkin akupun dapat menjadi dokter yang lebih baik.
kalau Dr.Ida mengajar kelas Alkitab, mary tentu hadir. ia berusaha ingin mengetahui rahasia iman utusan injil itu.
mahasiswa-mahasiswa yang lain menyanyikan :
Yesus, salibku ku angkat,
dengan maksud ikutMu
di dunia penuh laknat.
hanya Engkau milikku.
hilanglah segala nafsu yang menyombongkan hati.
Tuhan dan surga bagiku
sungguh kaya aku ini!

Mary mendengarkan lagu rohani itu. tetapi dia sendiri tidak dapat menyanyi dengan tulus iklas. aku ingin menjadi kaya; aku ingin orang-orang memandangku sabagai dokter yang besar, demikianlah ia terus berpikir dengan sombongnya.
dengan tekun ia terus belajar serta terus setia menghadiri kebaktian-kebaktian kristen. pada suatu hari, waktu ia berada pada tingkat ke empat sebagai mahasiswa kedokteran, tiba-tiba ia memahami rahasia Dr.Ida. dalam suatu kebaktian, ketika pengkhotbah berbicara tentang " lihatlah Anak Domba Allah," mary mengalami sesuatu yang bau dan indah. ia juga menerima Juruslamat yang di imani Dr.Ida. untuk selanjutnya hidupnya akan digunakan untuk melayani Tuhan Yesus sama seperti yang dilakukan Dr.Ida.
akan tetapi, di dalam suatu waktu yang singkat, imannya yang baru itu mengalami ujian yang luar biasa beratnya. pada suatu tamasya mahasiswa kedokteran, mobilnya mendapat kecelakaan. berbulan-bulan lamanya mary menderita serta mengalami berkali-kali operasi baik di India maupun Australia. akhirnya ia tau tak ada harapan lagi : ia akan menjadi orang lumpuh yang tak berdaya untuk selama-lamanya. apakah yang dapat dilakukan oleh seorang dokter bedah yang tidak dapat berjalan lagi?
akhirnya mary menerima suatu tawaran untuk bekerja sama dengan seorang dokter yang terkenal, dirumah sakit di Amerika Serikat. dokter ini telah melakukan banyak hal yang ajaib bagi orang-orang yang cacat. dan disinilah mary menemukan jawabanyang tepat mengenai apa yang dilakukan dengan hidupnya. memang benar ia takkan dapat berjalan lagi. tetapi ia masih memiliki otak yang terlatih dan sepasang tangan yang terampil.
Tuhan tidak sampai mengambil nyawanya dalam kecelakaan mobil itu. seringkali ia merasa mungkin lebih baik kalau hal itu memang terjadi. tetapi Tuhan telah membiarkan padanya sepasang tangan yang terlatih.
tak lama sesudah itu, mary memperoleh kesempatan untuk mamakai hidupnya dan tangannya untuk melayani Tuhan di India lagi. di sana mulai suatu rencana rehabilitasi untuk orang-orang cacat. dalam proyek itu akan di adakan spesialisasi di bidang penyakit lumpuh seperti yang di derita oleh Dr.Mary sendiri. maka mary di undang untuk bekerja di rumah sakit yang baru itu.
pada tahun itu juga, Dr.Mary disedihkan oleh kabar kematian Dr.Ida. tetapi Dr.Mary akan dapat terus menyatakan kepada pasiennya tentang iman gurunya yang lama itu. ia tak dapat mempunyai kaki untuk berjalan seperti Dr.Ida dulu. tapi ia dapat mengabdikan sepasang tangan yang cakap. Tuhan dapat menggunakan tangan nya dan seluruh hidupnya, untuk melayani orang-orang cacat lainnya.

Sumber: 20 cerita teladan 3

No comments:

Post a Comment