Seorang anak selalu membuat kesalahan yang sama, sehingga ibunya menjadi jengkel dan menegur dia "ibu gak tau lagi harus berbuat apa untuk kamu, sekarang kamu maunya apa?" dengan muka tanpa dosa anak kecil ini katakan "aku mau pujian".
Orang lebih memilih pujian dari pada teguran. teguran berasal dari kata 'tegur' yang artinya ucapan untuk menyapa atau sapaan. tetapi bila diberi akhiran an 'teguran' artinya celaan, kritik, ajaran atau peringatan. maksud dari judul diatas cenderung berarti ajaran atau peringatan.
Firman Tuhan ini berhubungan erat dengan kata teguran. sesuai dengan peristiwa yang terjadi pada bangsa Israel, khususnya suku Yehuda. saat itu bangsa Israel sedang dalam kondisi dekadens imoral yang mana sikap hidup mereka telah jauh dari standart-standart yang telah ditentukan Allah bagi mereka. para pemimpin yang seharusnya mengayomi rakyatnya, malah menggunakan kekuasaannya untuk kepentingan pribadi. dan yang paling tragis adalah mereka yang disebut sebagai pemimpin agama, tidak lagi memberi contoh secara rohani kepada umat percaya, tetapi malah memutar balikan Firman Allah, tidak lagi menganggap bahwa itu adalah tempat kehadiran Allah yang harus di jauhkan dari kenajisan, tetapi justru menggunakannya sebagai tempat mesum. namun sampai sejauh itu Allah masih panjang sabar. hal ini di buktikannya dengan memberi teguran dari pagi hingga pagi, tak ketinggalan pada waktu fajar. maksud Allah dengan adanya teguran supaya mereka bertobat. tetapi sejauh itu mereka belum ada rasa untuk brtobat. makanya Allah menyerakkan Israel keseluruh penjuru Dunia.
sobat, dalam perjalanan kita mengiring Tuhan Yesus, kita perlu bertumbuh secara Rohani. kadangkala untuk mencapainya kia mengalami jatuh bangun. pada saat kita jatuh pada suatu pelanggaran, kita sangat membutuhkan teguran, sobat mulai detik ini, ayo kita belajr menerima setiap teguran dengan lapang hati dan selalu berpikir positif.
mengarahkan telinga pada teguran membawa kira kepada kehidupan, tetapi bila menolak teguran, membawa penyesalan seumur hidup.
Sumber : renungan remaja & pemuda Hamada september 2008
No comments:
Post a Comment